6

Who on earth can i turn to ?!

Life is too hard to go through it alone, without something to hold onto and without something that is sacred. Lately i turned to be someone, what's the phrase i'm looking for ?! hmm.. "A girl who had no interest to fix her life to be much better".

Yes, i am lazy.
Yes, i have no idea what to do.
Yes, i am the most stubborn man ever.
Yes, i am selfish.
Yes, i am a worst sister and not a good daughter.
Yes, i am not a good friend.
Yes, i am a terrible girlfriend.
Yes, I'VE HURT SO MANY PEOPLE IN MY LIFE !!
And yes, i am a pathetic girl.

Well ya, those "yes things" sound horrible, huh ?! I'm just trying to open my heart in order to be someone better, realizing how bad i am. I know that i was wrong but don't know why it's really hard to wake up then do something right. I don't even care bout my study, i don't give a damn to people whom trying to encourage me. I was rude, i shouldn't be pushing my friends and my boyfriend away. Surely, i need those people.

I'm trying to find a good side of me, yap !! realizing my bad is the first step.
After all that i've been through, those worst things, who on earth can i turn to ?!
I'm so grateful, He still gives me some more time to start over my spirit. It's just too bad that i wasted my time by doing nothing instead of do what i gotta do. Graduate soon !! :)
The most important point is i've found the new spirit to finish my graduate-thesis; writing, reading, analyzing and praying is all what i gotta do.
I don't care about my self, it's fine. But it's time to pay back, just don't let the people around me feel disapointed of having me as someone they love..


p.s. Welcome back Mr. Spirit and just make your self at home :)
5

Darmi

Orang tua ku tipikal manusia yang cukup prinsipil, salah satu prinsip mereka yang akhirnya turut mendarah daging ke aku adalah "jangan pernah lupain kampung halaman, jangan sok-sokan jadi orang kota, kita ini cuma orang kampung yang lagi berjuang buat ngga jadi kampungan", gleek !! :D err.. tapi kali ini aku ngga bakal ngebahas masalah prinsip orang tua aku, melainkan hal yang mampu aku lihat didaerah yang namanya "kampung" itu..

Boleh ya aku cerita sedikit flash-back :)
Zamannya kami (me and my two little brothers maksudnya) masih kecil-kecil, masih ingusan dan masih demen berantem, orang tuaku selalu menghargai prestasi rapor yang kami peroleh (tentunya kalo dapet ranking, kalo ngga yah silahkan manyun, ngga bakal dikasih apa-apa) dengan menawarkan sebuah paket liburan ke rumah nenek. Dan yaa.. kamipun melonjak-lonjak kegirangan kalo udah dikasih izin buat pulang kampung tanpa ditemani ibu-bapak. Karena disana kami bisa bebas sebebas-bebasnya, bisa main lumpur, ujan-ujanan, basah-basahan nangkep ikan, mandi disungai, dan hal yang paling aku suka.. rutinitas setiap pagi : kucuk-kucuk bangun pagi menuju dapur karena kami tau teh hangat khas buatan nenek sudah terhidang dimeja, sambil menyantap teh hangat kamipun tertawa kegirangan pamer asap yang keluar dari mulut. Yap. rumah nenek ku terletak di kaki bukit, yang brrr.. dingin sekali.

Aku, kedua adikku dan sepupu-sepupuku kerap kali janjian untuk liburan bersama, yang yaah sangat menyenangkan :) Oh ya, nenek akan marah kalau kami hanya main dirumah, nenek maunya kami main sama anak-anak kampung lainnya. Wohoo.. seru sekali. Ternyata mereka jago-jago dan sangat pemberani. Satu diantara mereka teman kecilku itu bernama Darmi. Seorang anak laki-laki yang kocak, kepalanya botak dan selalu melindungi kami dari anak-anak yang jahil. Aku ingat betul gimana sok jagonya dia menyelam ke dalam sungai buat nangkepin udang dan ia santap mentah-mentah. weekk.. jijiiik.. tapi dia bilang enak :(
Ada lagi, nah jadi dibelakang rumah nenek ku banyak sekali buah-buahan mulai dari duku, rambutan, kelapa sampe durianpun ada. Jadilah kami menjadi prajurit penjaga durian kalo-kalo ada yang jatuh :) Intinya.. begitu banyak kenangan kami bersama Darmi..

Tahun ini kembali aku pulang ke kampung nenek, merayakan lebaran bersama keluarga besar. Bedanya kali ini aku ngga ujan-ujanan lagi, ngga main lumpur lagi dan sedihnya akupun tak melihat Darmi.. "Ah, mungkin Darmi sudah tidak mau main bersama ku lagi, atau dia malu, atau dia sudah pergi merantau buat cari duit, atau dia sudah tak kenal aku ?!" selintas kemunginan-kemungkinan itu muncul dipikiranku. Namun semuanya sedikit terabaikan karena sibuk bersilaturahmi dengan sanak saudara. Sampai akhirnya aku dikejutkan karena melihat ibuku menangis diruang tamu dan nenek terlihat menjelaskan perihal yang membuat ibuku menangis. Aku menghampiri ibu dan bertanya ada apa, sambil menahan tangis ibuku bercerita apa yang baru saja dia lihat. Penjelasan ibu dan nenek menjawab semua tanyaku akan Darmi; dia bukan berubah menjadi seorang yang sombong, bukan pula lupa akan aku, tapi dia telah lupa semua orang yang ada disekelilingnya, termasuk orang tuanya sendiri.

Darmi sakit.

Kian hari badannya kian kurus, bahkan dia tidak mampu melakukan kegiatan pribadi seperti mandi dan makan. Anak kecil dikampung banyak yang bilang kalo Darmi sudah gila, karena setiap kali dia dibiarkan keluar rumah, selalu hilang. Dia pernah hilang dua hari dua malam dan setelah orang satu kampung panik dan putus asa mencarinya, Darmi ditemukan sedang duduk melamun ditengah hutan dan sejak itu dia dikurung didalam rumah.
Aku bukan bermaksud hiperbol, tapi aku yakin siapapun yang melihat kondisi dia saat ini pasti akan menitikkan air mata. Darmi dikurung sendirian didalam ruangan kosong, gelap dan dimalam hari hanya ada lampu minyak yang menjadi sumber cahaya. Pertama kali aku mengunjunginya di hari lebaran kedua, dimana semua orang bersuka cita penuh gembira merayakan hari kemenangan, tapi tidak dengan Darmi.. Dia tetap dikurung. Ya Allah.. Aku masih ngga percaya kalo ini Darmi, sangat kurus dan selalu tersenyum. Senyum kocaknya masih ada tapi sayang senyum itu hanya senyum hampa. Ah, aku masih ingat gimana bagusnya suara Darmi ketika mengumandangkan adzan di masjid, gimana merdunya suara darmi ketika ia mengaji.. Melihat keadaannya sekarang, hidup yang serba kekurangan, sakit yang ia derita serta perlakuan kasar dari saudara-saudaranya, aku kehabisan kata. Seperti alur cerita sinetron indonesia yang benar-benar sedang terjadi dikehidupan nyata.

Buat Darmi teman kecil ku.. Aku cuma bisa berdoa semoga Darmi kelak bisa sembuh, kembali beraktifitas dan senyum kocak mu kembali lagi menghias hari..
Back to Top