Orang tua ku tipikal manusia yang cukup prinsipil, salah satu prinsip mereka yang akhirnya turut mendarah daging ke aku adalah "jangan pernah lupain kampung halaman, jangan sok-sokan jadi orang kota, kita ini cuma orang kampung yang lagi berjuang buat ngga jadi kampungan", gleek !! :D err.. tapi kali ini aku ngga bakal ngebahas masalah prinsip orang tua aku, melainkan hal yang mampu aku lihat didaerah yang namanya "kampung" itu..
Boleh ya aku cerita sedikit flash-back :)
Zamannya kami (me and my two little brothers maksudnya) masih kecil-kecil, masih ingusan dan masih demen berantem, orang tuaku selalu menghargai prestasi rapor yang kami peroleh (tentunya kalo dapet ranking, kalo ngga yah silahkan manyun, ngga bakal dikasih apa-apa) dengan menawarkan sebuah paket liburan ke rumah nenek. Dan yaa.. kamipun melonjak-lonjak kegirangan kalo udah dikasih izin buat pulang kampung tanpa ditemani ibu-bapak. Karena disana kami bisa bebas sebebas-bebasnya, bisa main lumpur, ujan-ujanan, basah-basahan nangkep ikan, mandi disungai, dan hal yang paling aku suka.. rutinitas setiap pagi : kucuk-kucuk bangun pagi menuju dapur karena kami tau teh hangat khas buatan nenek sudah terhidang dimeja, sambil menyantap teh hangat kamipun tertawa kegirangan pamer asap yang keluar dari mulut. Yap. rumah nenek ku terletak di kaki bukit, yang brrr.. dingin sekali.
Aku, kedua adikku dan sepupu-sepupuku kerap kali janjian untuk liburan bersama, yang yaah sangat menyenangkan :) Oh ya, nenek akan marah kalau kami hanya main dirumah, nenek maunya kami main sama anak-anak kampung lainnya. Wohoo.. seru sekali. Ternyata mereka jago-jago dan sangat pemberani. Satu diantara mereka teman kecilku itu bernama Darmi. Seorang anak laki-laki yang kocak, kepalanya botak dan selalu melindungi kami dari anak-anak yang jahil. Aku ingat betul gimana sok jagonya dia menyelam ke dalam sungai buat nangkepin udang dan ia santap mentah-mentah. weekk.. jijiiik.. tapi dia bilang enak :(
Ada lagi, nah jadi dibelakang rumah nenek ku banyak sekali buah-buahan mulai dari duku, rambutan, kelapa sampe durianpun ada. Jadilah kami menjadi prajurit penjaga durian kalo-kalo ada yang jatuh :) Intinya.. begitu banyak kenangan kami bersama Darmi..
Tahun ini kembali aku pulang ke kampung nenek, merayakan lebaran bersama keluarga besar. Bedanya kali ini aku ngga ujan-ujanan lagi, ngga main lumpur lagi dan sedihnya akupun tak melihat Darmi.. "Ah, mungkin Darmi sudah tidak mau main bersama ku lagi, atau dia malu, atau dia sudah pergi merantau buat cari duit, atau dia sudah tak kenal aku ?!" selintas kemunginan-kemungkinan itu muncul dipikiranku. Namun semuanya sedikit terabaikan karena sibuk bersilaturahmi dengan sanak saudara. Sampai akhirnya aku dikejutkan karena melihat ibuku menangis diruang tamu dan nenek terlihat menjelaskan perihal yang membuat ibuku menangis. Aku menghampiri ibu dan bertanya ada apa, sambil menahan tangis ibuku bercerita apa yang baru saja dia lihat. Penjelasan ibu dan nenek menjawab semua tanyaku akan Darmi; dia bukan berubah menjadi seorang yang sombong, bukan pula lupa akan aku, tapi dia telah lupa semua orang yang ada disekelilingnya, termasuk orang tuanya sendiri.
Darmi sakit.
Kian hari badannya kian kurus, bahkan dia tidak mampu melakukan kegiatan pribadi seperti mandi dan makan. Anak kecil dikampung banyak yang bilang kalo Darmi sudah gila, karena setiap kali dia dibiarkan keluar rumah, selalu hilang. Dia pernah hilang dua hari dua malam dan setelah orang satu kampung panik dan putus asa mencarinya, Darmi ditemukan sedang duduk melamun ditengah hutan dan sejak itu dia dikurung didalam rumah.
Aku bukan bermaksud hiperbol, tapi aku yakin siapapun yang melihat kondisi dia saat ini pasti akan menitikkan air mata. Darmi dikurung sendirian didalam ruangan kosong, gelap dan dimalam hari hanya ada lampu minyak yang menjadi sumber cahaya. Pertama kali aku mengunjunginya di hari lebaran kedua, dimana semua orang bersuka cita penuh gembira merayakan hari kemenangan, tapi tidak dengan Darmi.. Dia tetap dikurung. Ya Allah.. Aku masih ngga percaya kalo ini Darmi, sangat kurus dan selalu tersenyum. Senyum kocaknya masih ada tapi sayang senyum itu hanya senyum hampa. Ah, aku masih ingat gimana bagusnya suara Darmi ketika mengumandangkan adzan di masjid, gimana merdunya suara darmi ketika ia mengaji.. Melihat keadaannya sekarang, hidup yang serba kekurangan, sakit yang ia derita serta perlakuan kasar dari saudara-saudaranya, aku kehabisan kata. Seperti alur cerita sinetron indonesia yang benar-benar sedang terjadi dikehidupan nyata.
Buat Darmi teman kecil ku.. Aku cuma bisa berdoa semoga Darmi kelak bisa sembuh, kembali beraktifitas dan senyum kocak mu kembali lagi menghias hari..
Showing posts with label family. Show all posts
Showing posts with label family. Show all posts
5
Other Side of The World
Last two days i met my uncle on facebook. Let me tell you something about him first, he's my mom's little brother, a nice person and so generous, one thing that always remind me of him : his curl hair :D and i call him Mang Senan. As usual he asked my study, when will i graduate, and you know the answer's still the same "i'm on my way to make it and keep praying for me". That day he informed me something, something that i'll never know if he didn't tell me.
"Ag, ndak kontak cik Mala di Inggris dak ?!"
Woow !! I'm so excited he told me so. Then i searched my cik Mala's facebook account, and gotcha !! Nurmala Malongsari. I added her and also sent a message. First, eventhough we are aunt and niece, i doubt if she's still remember me or not. Because i just met her one time in Palembang at Cik Iim's wedding party. All because we grew up in different place, i'm in Bengkulu while she's kinda career women whom travel a lot and last time i heard she's in United Kingdom.
After waiting about 3 and half hours, finally she replied my message. I'm so glad that she's still remember me and also asked some questions about my study :D Yay !! We are officially connected via facebook :D (this is why i love facebook and kinda addicted). I do enjoy her 14 photo albums and her writing (and also make me jealous). i see how's her life in Newcastle United Kingdom: Cik Mala and her husband, Cik Mala and the snow, her garden in the back yard, her veggies and chicken, perfectly all of those pictures are awesome. I wish i could be there someday, feel the snow, summer, spring, autumn and socialize with british people with their lovely accent (which is i adore so much) :)
Well, may be some of you see this post as an exaggerating story. But for me it's so special, i found one of my family who live far far away from Indonesia. All i can say to her, never forget our hometown and we are barely waiting to see her again in Indonesia. Really miss her and so many questions i would like to ask.
p.s Cik Mala, masih inget pempek lenjer dak eh ?!... :D
"Ag, ndak kontak cik Mala di Inggris dak ?!"
After waiting about 3 and half hours, finally she replied my message. I'm so glad that she's still remember me and also asked some questions about my study :D Yay !! We are officially connected via facebook :D (this is why i love facebook and kinda addicted). I do enjoy her 14 photo albums and her writing (and also make me jealous). i see how's her life in Newcastle United Kingdom: Cik Mala and her husband, Cik Mala and the snow, her garden in the back yard, her veggies and chicken, perfectly all of those pictures are awesome. I wish i could be there someday, feel the snow, summer, spring, autumn and socialize with british people with their lovely accent (which is i adore so much) :)
Well, may be some of you see this post as an exaggerating story. But for me it's so special, i found one of my family who live far far away from Indonesia. All i can say to her, never forget our hometown and we are barely waiting to see her again in Indonesia. Really miss her and so many questions i would like to ask.
p.s Cik Mala, masih inget pempek lenjer dak eh ?!... :D
Subscribe to:
Posts (Atom)